Apakah Mom mengalami morning sickness yang berlebihan saat hamil? Jika iya, bisa jadi Anda mengalami hiperemesis gravidarum. Pengertian hiperemesis gravidarum adalah kondisi mual dan muntah atau morning sickness pada kehamilan trimester awal yang terjadi sepanjang hari sehingga menyebabkan dehidrasi.

Meski mual dan muntah pada ibu hamil tergolong normal, namun pada kondisi yang ekstrem tentu perlu dilakukan penanganan. Sebab tak hanya dehidrasi, dampak lainnya adalah gangguan elektrolit, penurunan berat badan, hingga berbagai komplikasi yang dapat mengganggu kesehatan bumil dan janin.

Lantas, apa penyebab hiperemesis gravidarum dan bagaimana cara mengatasinya? Berikut informasi selengkapnya.

Pengertian hiperemesis gravidarum

Mom, hiperemesis gravidarum adalah sebuah komplikasi yang terjadi pada masa kehamilan trimester awal dan mengakibatkan mual serta muntah cukup parah daripada morning sickness biasa. Morning sickness umumnya Mom alami pada minggu ke-6 kehamilan dan berhenti sekitar minggu ke-14 hingga 16.

Sementara, pertanda hiperemesis gravidarum adalah ketika mual dan muntah terus berlanjut sampai minggu ke-20. Parahnya lagi, beberapa ibu hamil bisa terus mengalaminya sepanjang kehamilan lho, Mom. Kondisi ini lebih banyak terjadi pada hamil bayi kembar atau hamil anggur.

Akan tetapi Mom, hiperemesis gravidarum adalah kasus yang sebenarnya jarang terjadi. Dari kisaran 70-80% bumil yang mengalami mual dan muntah, hanya sekitar 1-2% saja yang berisiko mengalami komplikasi ini. Meskipun begitu, bila Mom mengalaminya, Anda tetap dianjurkan untuk dirawat di rumah sakit, ya.

Hal tersebut dikarenakan berbagai dampak yang ditimbulkan, seperti dehidrasi dan malnutrisi. Terlebih lagi, komplikasi yang diakibatkan bila tak ditangani secara tepat bisa mengganggu kesehatan ibu dan janin yang dikandung. Komplikasi tersebut dapat berupa masalah psikologis, gangguan ginjal, hati, hingga sistem saraf.

Penyebab Hiperemesis Gravidarum

Sayangnya, penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti sampai saat ini, Mom. Dugaan utamanya ialah adanya perubahan hormon Human Chorionic Gonadotropin (hCG) dalam darah. Terjadinya peningkatan level hCG khususnya saat usia kehamilan 2 bulan digadang-gadang menjadi penyebab hiperemesis gravidarum.

Selain itu, peningkatan estrogen dan progesteron pada trimester awal juga bisa mengakibatkan penurunan kerja otot lambung. Sehingga hal tersebut menyebabkan Mom sangat mudah memuntahkan isi perut.

Namun, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan bumil lebih berisiko mengidap komplikasi ini. Adapun faktor tersebut adalah sebagai berikut.

  • Kehamilan yang pertama
  • Hamil saat usia yang masih sangat muda
  • Obesitas
  • Stress ketika hamil
  • Mengalami hipertiroidisme
  • Mengandung anak kembar
  • Hamil setelah berusia 30 tahun
  • Mengalami mola hidatidosa atau hamil anggur
  • Infeksi Helicobacter pylori (H. pylori)
  • Pernah mengidap hiperemesis gravidarum di kehamilan sebelumnya
  • Riwayat keluarga dekat
  • Tekanan darah tinggi, migraine aktif, atau diabetes gestasional

Baca juga: Benarkah Morning Sickness pada Ibu Hamil Bisa Membuat Bayi Cerdas?

Gejala hiperemesis gravidarum

Gejala utama yang umumnya Mom alami jika mengalami hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah sepanjang hari saat hamil. Keadaan tersebut bisa terjadi hingga lebih dari 3 sampai 4 kali sehari. Tak hanya itu, berbagai gejala lainnya ialah:

  • Dehidrasi
  • Berat badan menurun
  • Konstipasi
  • Jantung berdebar
  • Inkontinensia urine
  • Nyeri kepala atau pusing
  • Penyakit kuning
  • Sensitif terhadap aroma
  • Stres, bingung, cemas, atau putus asa
  • Tekanan darah rendah atau hipotensi
  • Sulit menelan makanan maupun minuman
  • Mengeluarkan air liur yang berlebihan

Dampak hiperemesis gravidarum

Meski tak meningkatkan risiko keguguran, namun Mom yang sedang hamil berisiko mengalami berbagai komplikasi bila tak segera ditangani. Parahnya, bayi yang dilahirkan bisa mengalami masalah psikologis hingga berat badan yang sangat rendah. Tak hanya itu, beberapa komplikasi lainnya yang mungkin terjadi, yakni:

  • Malnutrisi
  • Cemas dan depresi
  • Gangguan fungsi hati serta ginjal
  • Berat badan bayi yang lahir sangat rendah
  • Dehidrasi karena asupan cairan yang kurang
  • Esofagus atau perdarahan pada kerongkongan yang disebabkan muntah berlebihan
  • Muntah darah
  • Bayi lahir prematur
  • Masalah psikologis pada anak

Baca juga: Hamil 6 Bulan Masih Mual, Kenali Penyebab dan Keluhannya

Cara mengobati dan mencegah

Morning sickness yang berkepanjangan perlu mendapatkan penanganan dengan segara demi mencegah dampak buruk menimpa Mom dan janin. Secara umum, beberapa pengobatan dan pencegahan yang diberikan dokter adalah sebagai berikut.

1. Infus

Kondisi mual dan muntah yang berlebihan mengakibatkan Mom menjadi dehidrasi. Guna menjaga kebutuhan asupan cairan, dokter biasanya akan menyarankan untuk dilakukan pemasangan cairan infus.

2. Pemberian obat suntik

Dokter biasanya akan memberikan obat-obatan melalui suntik yang berfungsi meringankan gejala, Mom. Beberapa obat tersebut antara lain vitamin B6 atau pyridoxine, B12, obat anti mual seperti promethazine, dan suplemen vitamin serta nutrisi lainnya.

3. Pola hidup

Untuk mengurangi risiko terjadinya mual dan muntah berkepanjangan, Mom disarankan untuk merubah kebiasaan dan lingkungan. Contohnya seperti menggunakan pakaian longgar, mengurangi gerak dan banyak istirahat, serta menghindari aroma-aroma hingga suara bising yang memicu mual.

Terlebih lagi, Anda lebih baik mengonsumsi kudapan kering seperti biskuit secara berkala atau makanan dengan kandungan tinggi karbohidrat namun rendah lemak, Mom. Sementara itu saat Anda merasa mual, cobalah minum air jahe hangat.

Itulah pengertian hiperemesis gravidarum lengkap dengan pengobatan dan cara mencegahnya. Bila Mom merasakan beberapa gejala di atas, segera hubungi dokter agar bisa mendapatkan pengobatan lebih cepat dan meminimalkan dampak yang mungkin ditimbulkan.

Baca juga: Hamil 4 Bulan Perut Terasa Kencang? Ini yang Perlu Mom Ketahui