Pernah dengar larangan keramas setelah melahirkan? Larangan ini mungkin bisa bikin Mom risih. Pasalnya, saat melahirkan Mom harus mengalami situasi yang melelahkan. Mom harus berjibaku melawan sakit, mengejan sekuat tenaga agar Si Kecil bisa hadir ke dunia, mungkin pula berkeringat. Belum lagi, bila Si Kecil keluar bersama cairan yang bikin Mom tak nyaman. Keramas tentu menjadi salah satu hal yang paling Mom inginkan pasca-melahirkan.

Namun, beberapa orang tua justru melarang Mom keramas setelah melahirkan. Larangan ini sebenarnya hanya berlaku dalam situasi tertentu. Lagi pula, mitos dan fakta turut mengiringinya larangan ini. Agar tak terjebak dalam mitos, atau mengabaikan fakta, Mom bisa menyimak ulasan berikut:

Mitos: Larangan keramas setelah melahirkan

Tidak jauh berbeda dari masa kehamilan, setelah melewati persalinan, Mom tetap harus menjaga kebersihan tubuh. Secara medis, tidak ada larangan keramas setelah melahirkan. Sebaliknya, hal ini justru dianjurkan dengan catatan kondisi fisik Mom sudah benar-benar sehat dan tidak mengalami pendarahan, anemia, maupun tekanan darah tinggi.

Akan tetapi, sebelum mandi dan keramas setelah melahirkan, terlebih dulu Mom akan diizinkan bergerak secara bertahap untuk jaminan keamanan dan keselamatan. Gerakan akan dimulai dengan memiringkan badan ke sisi kanan dan kiri, duduk, berdiri, hingga berjalan. Apabila Mom sudah bisa melakukannya tanpa bantuan orang lain, maka Mom diizinkan untuk membersihkan badan setelah melalui proses persalinan.

Mitos: Keramas setelah melahirkan membuat rambut mudah rontok

Pada beberapa kasus, Mom dilarang keramas setelah melahirkan agar rambut tidak mudah rontok. Faktanya, tidak ada hubungan ilmiah atas kerontokan rambut sebagai efek samping dari keramas setelah melahirkan.

Kalau pun ada rambut rontok setelah melahirkan, bukan disebabkan karena keramas, tetapi dipicu oleh perubahan hormon di dalam tubuh. Untuk menyiasati hal ini, Mom bisa memperbanyak konsumsi makanan yang kaya Asam Omega 3 dan Zinc, seperti sayuran, daging, biji-bijian, maupun makanan laut.

Fakta: Mandi dan keramas dilarang pasca persalinan caesar

Pada dasanya, jika Mom melewati masa persalinan secara normal, proses penyembuhan berlangsung relatif lebih cepat dibandingkan persalinan caesar.

Hal inilah yang menyebabkan terdapat larangan mandi dan keramas setelah melahirkan dengan metode operasi caesar. Secara medis, luka bekas jahitan persalinan caesar baru akan sembuh sekitar 1-2 minggu pasca persalinan. Beberapa bahkan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menunggu luka jahitan mengering.

Fakta: Berendam dengan air hangat membahayakan kesehatan setelah melahirkan

Bagi Mom yang berhasil melewati persalinan normal, Mom bisa mandi dan keramas setelah beberapa jam persalinan selesai. Mom juga disarankan menggunakan air hangat untuk meredakan pembengkakan di area vagina. Mandi dan keramas setelah melahirkan dengan air hangat juga bisa menimbulkan efek rileksasi sehingga otot-otot tubuh yang tegang bisa berangsur membaik dan pemulihan episiotomi berlangsung lebih efektif.

Namun, bukan berarti Mom boleh berendam dengan air hangat dalam bath tub setelah melahirkan. Hal ini justru sangat tidak dianjurkan, sebab aktivitas ini bisa meningkatkan risiko infeksi bakteri terlebih kondisi luka di vagina yang belum benar-benar kering. Untuk itu, pastikan Mom sudah berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter sebelum mandi dan keramas setelah melahirkan.

Nah, Mom mulai sekarang tidak lagi bingung membedakan mitos dan fakta terkait larangan keramas setelah melahirkan. Selain bisa membersihkan dan menyegarkan tubuh, keramas juga bisa mengurangi stres sehingga risiko baby blues bisa diminimalisasi. Apabila Mom masih ragu, segera lakukan konsultasi dengan dokter terlebih dulu. Dengan begitu, Mom bisa melakukan langkah yang tepat dalam hal menjaga kebersihan tubuh setelah melahirkan.