Seiring waktu, jumlah kasus orang yang positif mengidap virus ini pun terus bertambah. Di Indonesia, pasien positif COVID-19 sudah tembus 7.000 orang. Karena itu, Mom harus terus waspada dan mengenali apa saja ciri-ciri infeksi virus corona.

Hal pertama yang harus Mom pahami saat membaca berita tentang pasien positif corona di Indonesia, kenali dulu arti dan perbedaan apa itu yang dimaksud dengan ODP, PDP, dan suspect orang dengan COVID-19.

Yang pertama adalah ODP yang merupakan singkatan dari Orang Dalam Pemantauan. Seseorang yang masuk dalam kategori ODP yakni apabila ia sempat bepergian ke wilayah yang merupakan pusat penyebaran virus corona.

Jika seseorang belum menunjukkan gejala sakit, namun pernah berkontak langsung dengan pasien yang positif COVID-19, maka ia termasuk dalam kategori ODP.

Kedua adalah PDP yakni Pasien Dalam Pengawasan. Mereka yang masuk ke dalam kategori ini apabila menunjukkan gejala sakit seperti demam, batuk, pilek, dan sesak napas, dan sudah dirawat oleh tenaga kesehatan.

Sedangkan yang ketiga adalah Suspect, yakni orang yang diduga kuat terjangkit infeksi COVID-19, selain menunjukkan gejala virus corona, mereka juga pernah melakukan kontak langsung dengan pasien positif corona.

Selanjutnya pasien yang termasuk dalam kategori suspect ini akan diperiksa menggunakan dua metode, yaitu Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Genome Sequencing.

Pemeriksaan ini akan dilakukan untuk melihat status infeksi corona di tubuh suspect tersebut: positif atau negatif.

Mengenal tanda positif corona

Secara umum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan bahwa gejala corona COVID-19, yakni demam, batuk, sesak napas, hingga terasa sakit di dada. Namun sebenarnya apa saja gejala tanda positif corona dari hari ke hari?

Berikut kami rangkumkan untuk Mom dari berbagai sumber:

Pada hari pertama penderita akan merasakan gejala seperti masuk angin, sakit tenggorokan ringan. Ia tidak demam, tidak lelah, dan masih bisa makan-minum secara normal hingga empat hari selanjutnya.

Pada hari keempat, penderita akan merasakan sakit tenggorokan sedikit, merasa mabuk, dan suara mulai serak. Biasanya suhu tubuh akan berkisar antara 36,5 derajat celcius. Penderita juga mulai anoreksia, sakit kepala ringan, hingga diare ringan.

Pada hari kelima dan keenam tubuh penderita akan merasa sangat lelah dan nyeri pada persendian. Suhu tubuh pun meningkat hingga 37 derajat celcius.

Penderita juga akan mengalami batuk kering atau berdahak, sakit tenggorokan saat makan, berbicara atau menelan, kelelahan, mual, sesekali sulit bernapas, jari terasa sakit, bahkan mengalami muntah-muntah.

Pada hari ketujuh suhu tubuh penderita meningkat menjadi 37,4-37,8 derajat Celcius. Selain lebih banyak mengalami batuk dan dahaknya, penderita semakin merasakan nyeri badan, dan frekuensi napas pendek sesekali. Selain itu akan semakin sering mengalami diare dan muntah.

Pada hari kesembilan dan selanjutnya gejala akan bertambah buruk, di antaranya; demam semakin tinggi, batuk yang tidak mereda, bahkan lebih buruk dari sebelumnya.

Penularan dapat dihentikan asalkan tidak ada kontak dengan orang lain selama 14 hari tersebut.

Apakah kehilangan indera penciuman dan pengecap merupakan tanda positif corona?

Para ahli mengatakan demam dan batuk tetap merupakan gejala paling utama COVID-19 yang perlu diperhatikan dan ditindaklanjuti.

Namun di Korea Selatan, Tiongkok dan Italia, banyak orang yang positif virus corona dilaporkan mengalami kondisi anosmia atau kehilangan kemampuan penciuman.

Konsultan ahli THT Profesor Nirmal Kumar juga mengungkapkan gejala baru pada penderita corona adalah kehilangan kemampuan mencium bau. Seperti yang dilansir dari Sky News, Nirmal Kumar menjelaskan bahwa hidung menjadi pintu masuk utama saat seseorang bernapas dan droplet yang terinfeksi virus corona.

Hal ini menunjukkan bahwa virus bisa saja sedang berdiam di hidung.

“Pada pasien muda tidak ada gejala signifikan misalnya batuk dan demam, tetapi mereka mungkin bisa kehilangan kemampuan mengecap rasa dan mencium bau, yang menunjukkan virus berdiam di hidung,” ujar Nirmal.

Namun para ahli belum menemukan cukup bukti bahwa kehilangan indera penciuman dan perasa harus ditambahkan sebagai gejala utama yang harus diwaspadai. Karena itu dinas kesehatan masyarakat Inggris dan Organisasi Kesehatan Dunia WHO belum menambahkan gejala ini ke dalam daftar.

Peneliti di King’s College mengatakan hilangnya indera penciuman dan perasa bisa jadi merupakan gejala tambahan yang harus diperhatikan, mungkin tidak berdiri sendiri, tetapi apabila terjadi bersama gejala utama seperti batuk-batuk dan demam, kehilangan indera penciuman atau indera perasa bisa jadi tanda bahwa Mom terinfeksi virus.

Dosen klinis di King’s College London, Dr. Nathalie MacDermott, mengatakan bahwa infeksi bisa terjadi lewat hidung atau tenggorokan. Hal tersebut yang menyebabkan hilangnya kemampuan indera penciuman dan juga indera pengecap.

Untuk mencegah penyebaran virus, seseorang yang mengalami kondisi ini disarankan untuk mengisolasi diri selama tujuh hari. Jika mom tinggal bersama seseorang yang batuk terus menerus atau mengalami suhu badan tinggi, maka disarankan untuk tinggal di rumah demi mencegah penyebaran virus

Baca juga: Penjelasan Pakar Mengapa Ibu Hamil Rentan Tertular Virus Corona