Saat menjalankan program kehamilan, Mom dan Dad pastinya perlu melakukan pemeriksaan kesehatan. Adapun salah satu di antaranya adalah cek sperma.

Yup, pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat kesuburan sperma, di mana hal tersebut nantinya akan menunjukkan peluang kehamilan.

Lalu, bagaimanakah prosedur cek sperma yang harus dilakukan? Yuk simak pembahasannya di artikel berikut!

Kalkulator Masa Subur

Apa itu Cek Sperma?

Untuk mengetahui kualitas sperma yang dimiliki, seorang pria dapat melakukan prosedur cek sperma.

Secara sederhana, pemeriksaan ini adalah sebuah prosedur yang ditujukan untuk menganalisis kesehatan dan kelangsungan hidup sperma pria.

Tujuan Melakukan Cek Sperma

Selain digunakan untuk mengetahui masalah kesuburan pada pria, pemeriksaan sperma juga memiliki manfaat lain, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui Kondisi Sperma

Dalam prosedur pemeriksaan sperma, umumnya ada beberapa hal yang dianalisis.

Antara lain yaitu jumlah sperma, struktur, pergerakan, tingkat keasaman (pH), volume, waktu pencairan hingga warnanya.

Umumnya, sperma yang normal memiliki level pH antara 7,2 dan 7,8. Jika sperma menunjukan tingkat pH yang lebih tinggi dari 8,0, maka dapat diindikasikan bahwa ada infeksi yang terjadi.

Sebaliknya, jika hasil pH sperma menunjukan kurang dari 7,0, pria tersebut mungkin mengalami kontaminasi urine atau air mani yang tersumbat.

2. Mengetahui Keberhasilan Vasektomi

Cek sperma juga bisa dilakukan kepada pasien yang baru menjalani prosedur vasektomi.

Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa sudah tidak ada sperma yang terkandung dalam semen atau air mani.

Baca juga: Mengenal Pemeriksaan Analisa Sperma, Prosedur & Pentingnya

3. Mendeteksi Penyakit Tertentu

Manfaat selanjutnya dari analisis sperma adalah mampu membantu mendeteksi masalah genetik pada pria. Salah satunya seperti sindrom klinefelter.

Secara sederhana, sindrom klinefelter adalah sebuah kondisi dimana seorang pria memiliki kromosom X berlebih.

Selain mempengaruhi kesuburan, kelebihan kromosom X juga dapat menyebabkan berkurangnya massa otot, rambut di tubuh serta pembesaran jaringan payudara.

4. Mengetahui Tingkat Kesuburan dan Peluang Kehamilan

Menurut WHO, jika terjadi kegagalan kehamilan setelah melakukan hubungan seksual tanpa alat kontrasepsi selama 12 bulan berturut-turut, seseorang tersebut dapat dicurigai mengalami infertilitas atau kemandulan.

Dan pada faktanya, studi dari International Journal of Women’s health and Reproduction Sciences mengungkapkan bahwa sebanyak 35 - 40% kasus kemandulan berasal dari pria.

Inilah mengapa ada baiknya untuk menjalani pemeriksaan sperma agar dapat mengetahui apakah ada masalah infertilitas atau tidak.

Kapan Harus Melakukan Cek Sperma?

Lantas, kapan harus cek sperma? Dalam hal ini, Anda dapat melakukan pemeriksaan sperma jika mengalami kesulitan untuk mendapatkan keturunan atau pasca menjalani vasektomi.

Umumnya, tidak ada kondisi khusus yang membuat seorang pria tidak diperbolehkan menjalani pemeriksaan sperma.

Akan tetapi, biasanya pemeriksaan sperma tidak dianjurkan pada pasien yang sedang sakit atau mengalami stres berat.

Pasalnya, faktor tersebut dapat berpengaruh pada kualitas dan kuantitas sperma yang dihasilkan.

Baca juga: Apakah Produksi Sperma Sedikit Masih Bisa Hamil?

Prosedur Cek Sperma

Untuk prosedurnya, biasanya pasien akan diminta untuk mengumpulkan sampel terlebih dahulu dengan cara masturbasi.

Umumnya, rumah sakit sudah menyediakan ruangan khusus bagi pasien serta wadah penampung untuk sperma yang dihasilkan.

Sebelum proses pengambilan sperma, pastikan Anda telah membersihkan tangan dan penis dengan sabun dan air bersih. Setelah itu, jangan lupa untuk mengeringkannya.

Pastikan juga bahwa wadah yang diberikan bersih, kering dan steril. Buka tutup wadah dan posisikan dengan tepat agar sperma dapat masuk kedalamnya.

Perlu diingat, jangan memasukkan sperma yang telah tumpah ke dalam wadah. Setelah selesai, tutup wadah hingga rapat.

Jangan lupa untuk memberi nama, tanggal dan waktu pengambilan sampel pada wadah. Dalam penyimpanannya, sampel harus berada di ruangan yang memiliki suhu tubuh.

Jika terlalu dingin atau panas, hasil pemeriksaan bisa saja jadi kurang akurat.

Setelah dikumpulkan, sampel akan dibawa ke laboratorium dalam jangka waktu 30 - 60 menit setelah diambil.

Biasanya, hasil pemeriksaan sperma dapat diterima oleh pasien dalam jangka waktu 24 jam hingga 1 minggu, tergantung pada laboratorium atau rumah sakit tempat pemeriksaan.

Nantinya, pemeriksaan tersebut akan menunjukkan dua kemungkinan, yaitu normal atau abnormal.

Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Cek Sperma

Sebelum melakukan pemeriksaan sperma, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Hindari ejakulasi dalam kurun waktu 1 - 3 hari sebelum menjalani pemeriksaan.
  • Hentikan kebiasaan merokok serta konsumsi minuman beralkohol dalam kurun waktu 2 - 5 hari sebelum cek sperma
  • Hentikan konsumsi obat yang dapat menurunkan jumlah sperma. Contohnya seperti spironolactone dan colchicine.
  • Jangan gunakan pelumas atau kondom yang mengandung bahan pembunuh sperma.

Baca juga: 10 Cara Mengatasi Ejakulasi Dini di Rumah, Aman dan Ampuh!

Biaya Cek Sperma

Biaya cek sperma umumnya bervariasi, tergantung pada klinik atau rumah sakit tempat Anda menjalani pemeriksaan.

Rata-rata, pada rumah sakit swasta biaya yang dikenakan adalah berkisar dari Rp90.000 hingga lebih dari Rp300.000.

Tentunya, dianjurkan untuk mempersiapkan dana lebih jika ada kebutuhan tambahan yang tidak terduga nantinya.

Demikian penjelasan mengenai prosedur cek sperma hingga biayanya. Jika ingin melakukan pemeriksaan ini, Anda bisa lho memanfaatkan voucher analisa sperma dari Ruangmom Shop.

Voucher tersebut menawarkan Mom dan Dad harga spesial untuk melakukan analisa sperma di Morula IVF Jakarta. Menarik, bukan?

Apabila Anda berdomisili di luar Jakarta, jangan khawatir. Sebab voucher analisa sperma tersebut juga tersedia di Morula Depok, Tangerang, Ciputat, Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Pontianak, Padang, dan Makassar.

Yuk dapatkan vouchernya sekarang juga!

Baca juga: Berhubungan Intim saat Haid Tapi Sperma Keluar di Luar, Bisa Hamil?