Mastitis adalah sebuah kondisi yang tidak bisa disepelekan oleh ibu menyusui. Kondisi ini bisa menimbulkan pembengkakan dan peradangan di payudara sehingga mengganggu proses menyusui.

Jika Mom tidak ingin hal ini terjadi, penting untuk mengetahui faktor apa saja yang bisa menyebabkan mastitis serta bagaimana cara penanganan yang tepat.

Memahami mastitis pada ibu menyusui

Mastitis adalah peradangan pada jaringan payudara yang bisa dirasakan oleh semua ibu hamil. IDI (Ikatan Dokter Indonesia) menyebutkan kalau mastitis merupakan masalah yang sering dijumpai pada ibu menyusui dan diperkirakan sekitar 3-20% ibu menyusui dapat mengalaminya.

Sementara sebuah studi di Amerika Serikat menemukan bahwa sekitar 10% wanita mengalami mastitis tiga bulan setelah melahirkan. Biasanya mastitis dialami oleh ibu-ibu menyusui, namun ibu-ibu yang tidak menyusui juga dapat mengalami periductal mastitis (mastitis periduktal), yang disebabkan oleh infeksi bakteri pada saluran ASI karena puting yang nyeri atau meradang, atau bahkan akibat tindikan di area puting.

Gejala mastitis pada ibu menyusui

Jika Mom mengalami mastitis saat menyusui, tentu saja bisa menyebabkan rasa tidak nyaman bahkan merasa lemas. Hal inilah yang kemudian berisiko membuat sulit menyusui dan merawat si kecil. Jika tidak segera diatasi, mastitis juga bisa berujung membuat Mom menyapih sebelum waktunya.

Mengingat ASI merupakan sumber nutrisi utama bagi si kecil, khususnya pada 6 bulan pertama kehidupannya, tak ada salahnya jika Mom melakukan upaya pencegahan lebih dulu. Langkah pertama yang bisa dilakukan tentu saja mengetahui apa saja gejala mastitis.

Tanda dan gejala mastitis dapat muncul tiba-tiba. Mereka mungkin termasuk beberapa kondisi di bawah ini :

  • Nyeri payudara atau rasa hangat saat disentuh;

  • Pembengkakan payudara;

  • Penebalan jaringan payudara, atau benjolan payudara;

  • Nyeri atau sensasi terbakar terus menerus atau saat sedang menyusui;

  • Kulit kemerahan, sering dalam pola berbentuk irisan;

  • Umumnya merasa sakit;

  • Demam.

Baca juga: Mitos dan Fakta yang Wajib Diketahui Ibu Menyusui

Meskipun mastitis ini bisa dialami oleh semua Mom yang sedang menyusui, namun ada beberapa faktor risiko yang sering kali menjadi penyebabnya.

1. Posisi pelekatan menyusui yang kurang baik

Meskipun menyusui merupakan suatu hal yang natural dan alamiah yang bisa dilakukan oleh Mom, namun tetap saja perlu latihan sehingga bisa melakukan pelekatan menyusui yang sempurna.

Caranya :

  • Pastikan posisi menyusui yang nyaman.

  • Dagu bayi menempel ke payudara ibu.

  • Mulut terbuka lebar.

  • Sebagian besar areola terutama yang berada di bawah, masuk ke dalam mulut bayi.

  • Bibir bayi terlipat keluar.

  • Pipi bayi tidak boleh kempot (karena tidak menghisap, tetapi memerah ASI).

  • Tidak boleh terdengar bunyi decak, hanya boleh terdengar bunyi menelan.

2. Mastitis bisa terjadi apabila saluran aliran ASI ada yang terhambat atau pun tersumbat.

Hambatan menyusui sering kali dikarenakan faktor stres, sedangkan penyumbatan bisa muncul lantaran ada ASI yang tersisa mengendap di dalam saluran susu. Komplikasinya dapat berupa infeksi payudara.

Mayoclinic juga menyebutkan ada beberapa faktor risiko mastitis lainnya yang meliputi:

  • Sebelumnya menderita mastitis saat sedang menyusui,

  • Puting yang sakit atau pecah - meskipun mastitis dapat berkembang tanpa kulit yang rusak,

  • Mengenakan bra ketat atau memberikan tekanan pada payudara Anda saat menggunakan sabuk pengaman atau membawa tas berat, yang dapat membatasi aliran ASI,

  • Teknik keperawatan yang tidak benar,

  • Terlalu lelah atau stres,

  • Nutrisi buruk,

  • Merokok.

Mencegah Mastitis

Kabar baiknya, ada beberapa cara yang bisa Mom lakukan untuk menghindar terjadinya mastitis.

Berikut adalah beberapa tips cara menghindari mastitis saat menyusui:

  1. Rawat payudara untuk menghindari iritasi puting. Rawatlah payudara dengan memijat daerah payudara dan pastikan puting tetap kering dengan menggunakan bantalan payudara untuk menghindari mastitis.

  2. Sering menyusui. Menyusui secara teratur dan tepat waktu itu penting untuk menghabiskan ASI di dalam payudara.

  3. Susui si kecil dengan seimbang, dalam artian menggunakan kedua payudara secara bergantian saat menyusui.

  4. Pastikan posisi perlekatan mulut bayi sudah tepat ketika menyusui. Ingat, banyak komplikasi menyusui yang dapat dihindari jika pelekatan mulut bayi sudah pas. Jika Mom ragu atau merasa kurang yakin dengan posisi dan pelekatan ketika menyusui, jangan ragu mencari bantuan.

  5. Dengan diskusi dan bertanya dengan konselor laktasi juga bisa membantu meningkatkan rasa percaya diri bahwa Mom bisa menyusui, Bersihkan puting dengan benar. Caranya, Mom bisa menggunakan handuk yang telah dibasahi dengan air hangat, usap lembut, dan keringkan.