Berpikir kritis adalah kemampuan yang harus dibiasakan pada anak. Meski begitu, biasanya anak mulai menjadi lebih kritis memasuki usia golden age. Di usia golden age, umumnya anak mulai gemar bertanya hal-hal baru yang dilihat dan didengar.

Berpikir dengan kritis nantinya tidak hanya mendukung keberhasilan saat belajar, namun juga saat sudah bekerja.

Sederhananya, berpikir kritis dapat digambarkan sebagai proses mengulas informasi untuk memutuskan atau membuat solusi yang tepat.

Anak yang mempunyai pemikiran kritis akan mencari tahu dan menceritakan banyak hal berkat rasa keingintahuan alaminya.

Yang menjadi tantangan bagi Mom yaitu, bagaimana cara mendidik anak agar dapat mengembangkan potensinya hingga mereka dewasa.

Nah, apabila Mom yang ingin anak-anaknya terlatih untuk berpikir kritis sejak dini, Mom bisa menerapkan beberapa tips berikut ini:

Cara berpikir kritis #1: Biarkan anak bermain

Dengan bermain, anak-anak mempelajari banyak hal baru.

Seperti ketika anak bermain balok. Biarkan anak bermain dan mengembangkan imajinasinya untuk membuat menara atau rumah yang terbuat dari balok.

Ketika anak mandi, tidak apa-apa lho jika sesekali Mom membiarkan mereka bermain untuk mengamati gelembung air yang terjatuh dari kran. Ajak juga ia bermain gelembung dengan menuangkan sabun ke ember-ember air dan mengamati gelembung manakah yang paling besar.

Baca Juga: 5 Mainan Anak 1 Tahun Paling Recommended

Cara berpikir kritis #2: Ajari cara pandang yang berbeda

Ajari anak untuk selalu memandang semua masalah dari sudut pandang yang berbeda. Ketika dewasa nanti, ia dapat menjadi pemecah masalah yang kreatif.

Saat menemui suatu masalah, beri semangat dan rasa percaya diri meski pendapatnya berbeda dengan teman-temanya.

Cara berpikir kritis #3: Menunjukkan hubungan sebab akibat

Menunjukkan hubungan sebab akibat suatu masalah yang terjadi dapat membangun landasan berpikirnya. Ia akan dapat mengerti suatu proses yang akan mengawali sebuah kejadian.

Seperti contohnya ketika anak bertanya, “Mengapa kita tidak diperbolehkan menebang pohon di hutan?” Mom dapat menjawab dengan “Bagaimana jika hutannya gundul lalu terjadi hujan yang sangat lebat, siapa yang akan menyerap air kedalam tanah kalau bukan akar pohon?”

Cara berpikir kritis #4: Memberi kesempatan anak untuk bertanya

Dengan Mom memberikan kesempatan bertanya lebih banyak kepada anak, ini dapat memuaskan rasa ingin tahunya akan sesuatu. Alih-alih merasa kesal saat anak banyak bertanya, Mom justru perlu memberikan kesempatan anak untuk bertanya sebanyak mungkin.

Meskipun kedengarannya pertanyaan yang diajukan sepele, bisa jadi bagi anak itu merupakan pertanyaan yang penting untuk diketahui. Mom harus merespon pertanyaan tersebut dengan bijak dan sedikit memberinya penjelasan sesuai dengan pemahaman anak.

Baca Juga: Golden Age (Masa Emas Anak), Periode Pertumbuhan Krusial

Cara berpikir kritis #5: Kurangi memberikan jawaban secara langsung

Ketika anak bertanya, usahakan Mom untuk tidak menjawab secara langsung. Lebih baik Mom memberi pertanyaan yang memancing mereka agar menjawab pertanyaannya sendiri.

Sebagai contoh, jika mereka bertanya “Adik bayi keluarnya dari mana?”, Mom bisa menjawab dengan “Kalau kucing dari mana ya keluarnya? Siapa yang mengeluarkan?”

Dengan pertanyaan balik yang sederhana tersebut, dapat membuat anak menjadi lebih kritis. Sebab secara tidak langsung ia tahu jika adik bayi keluar dari ibunya saat dilahirkan.

Cara berpikir kritis #6: Biarkan anak mencari referensi sendiri

Ajari anak agar tidak mudah puas dengan satu sumber informasi saat menjawab sebuah pertanyaan. Ajak anak untuk mencari sumber informasi lainnya agar ia punya pilihan dalam menjawab.

Contohnya saat anak ingin memastikan arti suatu kata dalam bahasa Inggris. Mom dapat menjawab “Coba kamu cari di kamus atau di Google Translate, atau kamu juga bisa bertanya dengan kakak, mungkin saja kakak mengetahuinya.”

Cara berpikir kritis #7: Jangan menghakimi

Ketika anak membuat kesalahan, jangan langsung menghukum atau memarahinya. Tanyakan saja mengapa ia melakukan kesalahan tersebut, dan apa tujuan mereka melakukannya dengan penyampaian yang lembut agar anak merasa lebih terbuka.

Cara berpikir kritis #8: Mengajarkan anak berpendapat

Mengemukakan pendapat bukanlah hal yang mudah, terkadang seseorang harus mempunyai rasa kepercayaan diri dan keberanian untuk dapat menyampaikan pendapatnya.

Mengajari anak untuk berpendapat sejak dini sangat penting, karena pelajaran ini bisa saja diterapkan saat anak bersekolah dan dalam bermasyarakat. Ajari anak untuk berpendapat dengan jelas, baik dan tetap sopan.

Baca Juga: Melatih Mental Berani, 5 Cara Mengasahnya pada Anak

Cara berpikir kritis #9: Mendengarkan dan menganalisis cerita

Anak-anak pasti suka ya Mom dibacakan sebuah cerita di buku. Ketika anak meminta untuk menceritakan sebuah dongeng, jangan sampai anak hanya mendengarkannya saja.

Latih mereka dengan meminta menceritakan kembali apa yang sudah mereka dengarkan. Tanyakan bagaimana pendapat si anak mengenai isi cerita dan tokohnya. Mom juga bisa mengarahkan agar anak dapat menghubungkan cerita dengan kejadian di kehidupan nyata.

Seperti contohnya, mengapa kura-kura dapat mengalahkan kelinci padahal lari kelinci lebih cepat? Apakah kita bisa mencontoh perilaku dari kelinci?

Cara berpikir kritis #10: Memberi penjelasan sesuai usia

Mom perlu membiasakan memberi penjelasan kepada anak atas aktivitas yang dilakukan dan keputusan yang dibuat. Beritahu anak agar ia paham mengapa kita boleh melakukan hal ini, dan juga mengapa itu tidak boleh.

Sebagai contohnya, ketika anak bertanya “Mengapa kita selalu membiasakan mencuci tangan sebelum makan?” Mom dapat menjawab dengan “Agar tidak membuat kita gampang sakit. Karena di tangan kita ada banyak kuman.”

Berpikir kritis, ini manfaat membiasakannya pada anak

Berpikir kritis sejak dini akan membantu perkembangannya hingga anak pada usia dewasa. Pemikiran yang kritis akan muncul ketika anak mengenal sesuatu yang baru.

Dan ketika Mom mengajukan pertanyaan-pertanyaan sederhana kepada anak, daya pikir nya akan terasah dengan sendirinya seiring pertanyaan yang diajukan.

Nah, Mom tentunya ingin mempunyai anak-anak yang dapat berpikir dengan kritis, bukan. Cara-cara tersebut dapat Mom jadikan tips untuk mengasah daya pikir anak. Tumbuhkan rasa nyaman ketika ia mempelajari hal-hal baru di sekitarnya. Selamat mencoba!