Jika selama ini Mom dan Dad masih ragu untuk bermesraan di depan anak, baca terus artikel ini. Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., selaki psikolog keluarga akan memaparkannya secara lengkap.

Tidak bisa dipungkiri, pertanyaan terkait apakah orang tua bisa bermesraan di depan anak masih kerap ditanyakan.

Dalam hal ini, psikolog yang kerap disapa dengan panggilan Nina Teguh menjelaskan bahwa tingkat kemesraan setiap orang atau pasangan suami istri tentu saja berbeda-beda.

“Jadi, mesra yang seperti apa dulu? Pada dasarnya banyak sekali, lho, perilaku mesra ini. Ada, lho, pasangan suami istri yang pegang-pegangan tangan saja sudah dianggap mesra, atau bahkan sekadar duduk berdampingan sambil ngobrol bareng. Ada juga yang mengartikan kemesraan ini dilihat dari cium pipi kanan atau pipi kiri,” ujarnya kepada Ruang Mom.

Psikolog jebolan Universitas Indonesia ini kemudian melanjutkan, “Pada dasarnya, bermesraan di depan anak tentu saja boleh dilakukan. Namun tentu saja ada batasannya,” tegasnya lagi.

Batasan yang dimaksud dalam artian anak justru tidak boleh melihat orangtua melakukan aktivitas seksual.

“Ya, mesra di sini jangan diartikan sebagai aktivitas seksual atau senggama, ya.”

Bermesraan di depan anak, apa saja yang diperbolehkan?

Adapun beberapa kemesraan yang bisa diperlihatkan pada anak bisa lewat beberapa macam bentuk. Apa saja?

    1. Berpelukan
    1. Bergandengan tangan
    1. Mencium kening, pipi, bahkan kecupan di bibir
    1. Membelai tangan atau wajah
    1. Komunikasi yang hangat

Dilanjutkan Nina, saat pasangan suami istri ingin bermesraan dengan cara berciuman, hal ini boleh saja dilakukan, namun ia mengingatkan bahwa ciuman yang dimaksud tentu saja bukan jenis ‘ciuman dalam’ layaknya jenis ciuman french kiss.

“Memang yang tidak boleh dan harus disembunyikan dari anak itu adalah aktivitas seksual atau senggama. Ini, sih, anak-anak tidak perlu melihat”

Bermesraan dengan suami di depan anak bisa memberi efek positif

Dilanjutkan Nina Teguh, bermesraan dengan suami di depan anak justru disarankan karena bisa memberikan dampak positif pada kehidupan anak.

“Kita orangtua kelihatan sedang berpelukan, ciuman, saling membelai atau ngobrol dengan kata-kata yang saling merayu, ini tidak apa-apa. Jika kemesraannya seperti ini, malah sangat dianjurkan. Hal ini justru dianggap mampu memberikan value dalam keluarga yang sehat karena saat melihat kedua orang tuanya bermesraan.

Anak bisa melihat relasi kedua orangtua sangat baik. Justru ini bagian dari mengajarkan anak dan memperlihatkan padanya betapa menyenangkannya jika berada di dalam keluarga yang hangat. Termasuk memberikan gambaran bagaimana bentuk pernikahan yang sehat,” papar psikolog yang praktik di Klinik Terpadu, Psikologi Universitas Indonesia ini.

Oleh karena ini, bermesraan di depan anak justru sangat dianjurkan karena beberapa alasan seperti yang dijelaskan Nina Teguh.

Anak bisa melihat bagaimana pernikahan yang sehat

Seperti yang dijelaskan di atas, dampak positif yang bisa dilihat dari anak justru mereka bisa belajar bagaimana perilaku suami istri yang sehat. Harapannya, anak pun kelak bisa membangun rumah tangga yang sehat di kemudian hari.

Belajar bagaimana memperlakukan pasangan dengan baik

Ingat, anak merupakan mesin fotokopi orangtuanya. Artinya, apa yang dilihat anak akan terus terekam dan dicontoh.

Apabila sejak kecil anak melihat bagaimana relasi hangat dilakukan kedua orang tuanya, bagaimana Mom memperlakukan Dad di depan anak, dan sebaliknya, maka kebiasaan semacam ini akan tertangkap di memorinya. Bahwa kedua orangtuanya saling menyayangi, mencintai dan bahagia dalam menjalani pernikahan.

Mengetahui berbagai bentuk ekspresi dan perilaku kasih sayang

Percayalah, tindakan atau perilaku yang dilakukan orang tuanya tentu saja akan terekam. Termasuk bagaimana cara kedua orangtua saling memperlihatkan bahasa kasih dan memberikan perhatian.

“Ini juga termasuk memberikan perhatian dan sentuhan kasih sayang ke anak. Saat sedang mesra-mesraan di kamar, seperti ngobrol dan bercanda, jangan lupa untuk melibatkan anak.

Hati-hati Jika Anak Melihat Orang tua Bermesraan Secara Berlebihan

Lebih lanjut, Nina Teguh mengingatkan agar orangtua juga perlu memahami bahwa terkait dengan hubungan seksual tentu saja merupakan aktivitas intim atau privacy yang tidak boleh dilihat anak.

Jika sampai terjadi, bukan tidak mungkin jika apa yang dilihat anak menimbulkan persepsi atau pemahaman yang salah.

“Jika ada yang pasangan suami istri yang was-was jika anaknya tidak sengaja melihat mereka bersenggama, perlu diketahui lebih dulu bahwa apa yang dipahami anak secara kognitif dengan apa yang mereka rasakan secara emosional itu berbeda. Kalau pemahaman mungkin mulai muncul saat anak sudah mulai besar saat SD. Tapi kalau rasa tidak nyaman, tentu saja sudah muncul sejak anak masih bayi,” jelasnya.

Nina mencontohkan, katakanlah saat orangtua senggama, dan posisi ayah ada di atas ibu, kemudian anak yang masih tidur satu kamar terbangun, ada beberapa kasus yang mengira kalau ibunya sedang ‘disakiti’ oleh ayahnya.

“Pemahaman anak di sini belum sampai sampai, namun ia tetap bisa merasakan cemas. Timbul pertanyaan, kenapa nih, ibu saya diserang sama ayah saya? Saat perasaan ini muncul, kemudian bisa menimbulkan rasa tidak suka pada ayahnya, yang pada akhirnya tidak bisa dijelaskan secara rasional,” sambung Nina Teguh lagi.

Oleh karena itulah bermesraan dengan pasangan di sini tentu saja perlu dibatasi, jangan sampai berlebihan. Jika tidak, bukannya memberikan value yang baik, justru bisa menimbulkan anak merasa tidak nyaman bahkan trauma.

Mom dan Dad tidak mau hal ini terjadi bukan?

Semoga informasi ini bermanfaat.

Baca juga: Dampak Membentak Anak dan Tips Menahan Rasa Amarah