Bingung penyebab bayi sembelit? bagaimana untuk cara mengatasinya? Ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Dr. Frieda Handayani, Sp.A (K), Konsultan Gastrohepatologi Anak dari RS. Pondok Indah., Pondok Indah, Jakarta menjelaskan ada beberapa jenis masalah pencernaan yang kerap dialami oleh si kecil, salah satu yang paling umum adalah bayi sembelit atau biasa dikenal dengan bayi susah BAB (buang air besar). Penyebab bayi sembelit atau bayi susah BAB karna kurangnya serat yang diterima oleh tubuh. Jika saat ini Mom sedang menghadapi keluhan dan mencari tahu penyebab bayi sembelit atau bayi susah BAB, dr, Frieda mengatakan kalau sebenarnya Mom tidak perlu panik ketika anak mengalami sembelit pada bayi. Penyebab bayi sembelit pun beragam, begitu juga cara mengatasi bayi sembelit. Artikel ini akan membantu Mom mengetahui penyebab bayi sembelit hingga cara mengatasi bayi sembelit secara lengkap.

Namun, sebelum membahas langkah apa saja yang perlu Mom lakukan, penting untuk lebih dulu memahami ciri-ciri jika si kecil sembelit.

Ciri bayi sembelit

  • Rewel tanpa diketahui apa penyebab pastinya. Baik bukan karena lapar, ngompol, terluka, ataupun demam

  • Muntah lebih sering daripada biasanya

  • Frekuensi BAB jadi sangat, setidaknya tiga kali dalam seminggu

  • Fesesnya cenderung kering dan keras

  • Terdapat darah pada fesesnya

Umumnya, ada beberapa alasan yang menyebabkan bayi sembelit, seperti 3 kondisi ini.

1. Peralihan dari ASI ke MPASI

Saat bayi mulai mengenal makanan padat yaitu saat anak berusia 6 bulan, sistem pencernaan bayi akan mengalami penyesuaian terlebih dahulu. Hal ini disebabkan belum terbiasa dengan makanan padat yang harus dicerna dalam lambung.

2. Kekurangan cairan

Bayi yang tidak cukup terhidrasi, BAB-nya akan menjadi kering atau keras sehingga susah dikeluarkan.

3. Susu formula

Alasan lain yang memperbesar resiko bayi mengalami sembelit dikarenakan pemberian susu formula. Biar bagaimanapun, komposisi nutrisi susu formula berbeda dengan ASI, sehingga lebih sulit dicerna, dan tinja bayi lebih keras sehingga sulit untuk dikeluarkan.

Apa yang bisa dilakukan jika bayi sembelit?

Perhatikan frekuensi BAB

Dalam hal ini, dr. Frieda mengatakan bahwa hal pertama yang perlu dilakukan adalah dengan memperhatikan sudah berapa lama waktu sembelit

“Kalau sudah melihat tanda-dara anak sembelit, perhatikan lagi anak susah banget Buang Air Besarnya sudah berapa lama?” ujarnya.

Sebenarnya, setiap bayi tentu saja memiliki siklus dengan pola tertentu, termasuk siklus BAB. Pola inilah yang penting ditelaah oleh semua orangtua agar ketika terjadi kondisi di luar kebiasaan, bisa segera mendeteksinya.

Perhatikan pemberian serat

Jika bayi sembelit dialami oleh si kecil yang memulai MPASI, dr. Frieda mengingatkan untuk tidak memberikan serat secara berlebihan. Menurutnya, tidak sedikit orang tua yang salah paham mengatasi anak sembelit.

Tidak sedikit yang beranggapan kalau sembelit terjadi karena kurang serat, jadi mungkin beberapa orang akan memberikan buah dan sayuran yang banyak agar hasilnya cepat terlihat. Tapi ini justru keliru jika diberikan pada bayi.

“Kalau dikasih serat, tambah kembung, tambah mual anaknya. Jadi memang ini harus ke dokter. Kalau sudah tiga hingga lima hari kita bantu dengan evakuasi tinjanya dulu. dan pada saat itu, bukan serat harus dikasih dalam jumlah yang banyak,” jelasnya.

Penelitian terbaru yang dilakukan di Jakarta terhadap 103 anak usia 2-3 tahun menemukan bahwa 9 dari 10 anak usia dini kekurangan serat. Rata-rata mereka hanya mengonsumsi 4,7 gram serat pangan setiap harinya.

Padahal Kementerian Kesehatan merekomendasikan anak usia satu hingga tiga tahun untuk mendapatkan 16 gram serat per harinya.

Cukupi kebutuhan cairan bayi

Ditambahkan dr. Frieda, jika sembelit dialami oleh anak yang telah memulai MPASI, sebagai pertolongan pertama bisa dengan memberikan air yang hangat dan ajak untuk bergerak.

“Yang bisa dibantu orang tua bisa banyak minum air putih hangat, banyak jalan, aktivitas fisik, dan masukin buah sayur sedikit-sedikit. Starternya seperti itu,” ujarnya.

Sedangkan, jika anak masih di bawah 6 bulan, dr. Frieda mengingatkan untuk terus memberikan ASI. Kekurangan asupan cairan bisa menyebabkan kotoran menjadi kering atau keras sehingga susah dikeluarkan.

Memijat perut

Upaya lain yang bisa Mom lakukan adalah dengan memberikan pijatan pada si kecil. Pijat dengan lembut di bagian bawah pusar bayi, yaitu sekitar tiga jari dari pusar. Pastikan si kecil juga dalam kondisi rileks dan tidak kesakitan saat melakukannya. Mom bisa memijatnya lembut dengan arah pijatan melingkar dari tengah ke luar.