Ada banyak petuah yang dilontarkan orang tua pada ibu hamil. Salah satunya terkait dengan pemilihan pakaian yang longgar. Sebenarnya, apa saja risiko baju ketat saat hamil?

Apakah benar menggunakan pakaian ketat bisa mengganggu tumbuh kembang janin, atau hanya mitos belaka?

Menggunakan pakaian ketat selama hamil nyatanya memang perlu diperhatikan. Namun, sampai saat ini memang belum ada penelitian yang membuktikan jika menggunakan baju ketat bisa menghambat atau mengganggu pertumbuhan janin.

Dikutip dari laman Live Strong, Marjorie Greenfield, M.D dari DrSpock.com mengatakan secara medis memang tidak ada konsekuensi yang bisa ditimbulkan saat bumil mengenakan baju ketat.

Namun, pakaian yang ketat tentu saja bisa menimbulkan beragam ketidaknyamanan. Oleh karena itulah, Greenfield menyarankan agar ibu hamil memilih pakaian yang nyaman.

Meskipun sampai saat ini masih belum ada belum ada penelitian yang menyebutkan kalau mengenakan pakaian atau celana ketat selama hamil bisa membahayakan ibu dan bayi, tetap saja ada beberapa hal yang sebaiknya Mom perhatikan dan memutuskan untuk memilih pakaian yang nyaman saat hamil.

Risiko Menggunakan Baju Ketat saat Hamil

#1. Sebabkan Heartburn

Heartburn merupakan suatu kondisi ketika seorang ibu hamil merasakan sensasi terbakar pada sekitar dada dan tenggorokan. Keluhan ini kerap terjadi pada beberapa bulan awal kehamilan hingga sepanjang masa kehamilan. Sebetulnya, gangguan ini juga ditandai dengan naiknya asam lambung.

Nyatanya, The California Pacific Medical Center Women & Infant Center merilis data yang menyebutkan kalau mengenakan baju ketat terutama di bagian pinggang dapat menyebabkan heartburn.

Jika risiko heartburn ingin Mom cegah, maka pikir dua kali untuk mengenakan pakaian ketat, khususnya celana ketat.

#2. Mengganggu Sirkulasi Darah

Salah satu upaya untuk mendorong sirkulasi yang sehat dalam tubuh, hal terbaik adalah menghindari mengenakan baju ketat. Hal ini berlaku untuk siapa pun juga, khususnya ibu hamil.

Jika selama hamil Mom senang mengenakan legging ketat atau skinny jeans, mengapa sesekali tidak menggantinya dengan celana yang lebih longgar? Ingat, gumpalan darah juga bisa muncul di area kaki, dan celana yang ketat sangat buruk untuk sirkulasi darah.

Oleh karena itu, gunakan celana panjang yang sedikit longgar atau celana olahraga yang bisa membuat pergerakan kaki jauh lebih nyaman.

#3. Celana ketat bisa picu infeksi jamur pada vagina

Jika pada pria menggunakan pakaian ketat atau celana ketat dalam jangka panjang bisa mengganggu proses pematangan sperma. Faktanya, celana ketat juga tidak boleh sering digunakan perempuan, termasuk pada ibu hamil lantaran sebabkan terjadinya infeksi jamur, bakteri hingga parasit di vagina.

Maka tak mengherankan jika dokter kandungan selalu mengingatkan agar perempuan khususnya ibu hamil menghindari kebiasaan buruk ini. Selain itu, celana ketat juga bisa mengakibatkan vagina tidak bisa ‘bernapas’.

Sementara, vagina membutuhkan pertukaran udara untuk menjaga keseimbangan asam basa di dalamnya. Nah, pertukaran yang gagal ini mengakibatkan mudahnya bakteri, jamur dan parasit tumbuh di dalam vagina.

Fakta lain yang tidak bisa disepelekan, sebanyak 75% perempuan pernah mengalami infeksi jamur pada vagina setidaknya satu kali di dalam hidupnya. Salah satu cara menghindari kondisi tersebut tentu saja dengan pemilihan baju yang tepat dan nyaman. Dengan begitu area kewanitaan tetap kering dan sirkulasi udara tidak terganggu.

#4. Berisiko Sebabkan Parestesia Saat Hamil

Sering merasa kesemutan dan kepanasan seperti rasa terbakar? Hati-hati dengan penyakit paresthesia. Nyatanya, sering menggunakan baju ketat khususnya celana ketat berisiko memunculkan penyakit tersebut terjadi.

Sementara, tanpa menggunakan baju yang ketat sekalipun banyak perempuan hamil yang mengalami kesemutan dan pegal-pegal seperti ditusuk jarum di beberapa area tubuhnya.

Penyebab kesemutan pada ibu hamil ini sendiri bisa disebabkan oleh suplai darah yang terputus, cara tidur yang salah, hingga berat janin yang kian bertambah. Nah, pemilihan baju ketat ternyata juga bisa memperburuk kondisi kesemutan ini.

#5. Nyeri Punggung

Risiko ibu hamil memakai baju ketat lainnya adalah nyeri berkepanjangan di area panggul ataupun punggung akibat penekanan yang berlebihan.

Memang, nyeri punggung pada masa kehamilan merupakan kondisi hal yang lumrah terjadi. Kondisi ini terjadi ketika panggul bertemu dengan tulang belakang, yaitu pada persendian sakroiliaka.

Selain faktor pakaian yang ketat, nyeri ini juga bisa disebabkan karena berat badan yang bertambah, perubahan postur tubuh ibu, dan tentu saja lantaran adanya perubahan hormon.

Setelah mengetahui apa saja risikonya, apakah Mom masih ingin terus menggunakan baju ketat saat hamil?

Baca juga: Manfaat Kacang Hijau Untuk Ibu Hamil Trimester Pertama