Di hari-hari pertama kelahiran si kecil, Mom pasti sedang sibuk-sibuknya mengurus bayi sampai-sampai Mom hampir tidak punya waktu untuk diri sendiri. Apalagi jika bayi Mom termasuk tipe bayi yang senang diayun-ayun atau digendong agar bisa tidur, Mom mungkin lebih kerepotan. Oleh karena itu, beberapa orang tua memutuskan untuk membeli baby bouncer.

Bouncer bayi umumnya dimanfaatkan untuk meletakkan bayi. Selain itu, alat ini juga punya beberapa fungsi lainnya. Meski diklaim aman, tapi ada yang menyebut penggunaan alat ini justru berisiko menyebabkan cedera pada bayi. Lantas sebenarnya amankah baby bouncer untuk bayi? Usia berapa bayi boleh memakainya? Berikut ulasannya.

Apa itu baby bouncer?

Baby bouncer adalah jenis perlengkapan bayi berupa kursi ringan untuk tempat duduk bayi yang posisinya bisa diatur dan dapat diayun-ayun. Kursi ini bisa memantul ketika bayi menendang-nendang atau menggerak-gerakkan tangannya.

Apakah Mom membutuhkannya?

Bouncer bayi dirancang untuk meringankan tugas Mom dalam merawat bayi. Misalnya, ketika Mom mau mandi, menyiapkan makanan, atau melakukan pekerjaan rumah lainnya, tidak jarang Mom dihadapkan pada dilema, “si kecil harus diletakkan di mana, ya? Sebab bagaimanapun, bayi harus selalu berada di bawah pengawasan Mom, bukan? Di sinilah fungsi bouncer bayi.

Dudukkan bayi di bouncer, lalu pasangkan pengamannya, terakhir ayunkan pelan-pelan. Dengan begitu, bayi akan merasa nyaman meski tidak sedang berada dalam gendongan. Sekalipun nanti si bayi mulai merengek, ia akan tetap aman dan selalu berada dalam jangkauan Mom.

Baby bouncer untuk bayi berapa bulan?

Bouncer bayi didesain untuk bayi yang belum bisa duduk. Jadi, alat ini bisa dipakai ketika bayi baru lahir sampai bayi berusia 6 bulan. Sebaiknya, jangan pakai alat ini sebagai tempat tidur utama bayi. Di samping itu, ketika bayi ada di dalam bouncer Mom tetap harus terus mengawasinya.

Manfaat baby bouncer

Beberapa penelitian menyebutkan bouncer bayi membuat bayi jadi lebih tenang. Alat ini juga bermanfaat untuk membuat bayi cepat tidur. Ini karena efek gerakan mengayun perlahan pada bouncer, membuat bayi seolah-olah sedang digendong.

Apalagi jika bouncer diayun perlahan sambil si bayi menatap wajah Mom, ia akan merasa makin nyaman. Ajaklah si kecil bicara atau menyanyi, karena bayi senang melihat perubahan ekspresi wajah Mom.

Memasuki usia 3 bulan, umumnya bayi jadi lebih aktif dan mulai suka mengamati benda-benda di sekitar. Nah, di periode ini Mom bisa mulai memainkan mainan atau fitur musik yang ada pada bouncer bayi. Ini juga bertujuan untuk menstimulasi mata dan perkembangan motorik bayi.

Bahaya menggunakan baby bouncer

1. Sesak nafas

Meski dari segi manfaat baby bouncer menjanjikan fungsi yang lumayan membantu, tapi alat ini juga memiliki risiko. Penggunaan bouncer bayi tanpa pengawasan disebut mampu berakibat fatal, seperti mengakibatkan bayi mengalami sesak napas, bahkan berisiko tercekik.

Umumnya bayi di bawah usia 6 bulan belum mampu mengangkat kepalanya ketika dalam posisi berbaring. Apabila posisi dagu terlalu dekat dengan dada, pernapasan bayi bisa terganggu sehingga bayi bisa mengalami sesak nafas.

2. Risiko cedera

Terutama untuk bayi yang berusia 3 bulan ke atas, meletakkannya di dalam bouncer berisiko membuatnya terjatuh meski sudah dipasangkan pengaman. Ini karena pada usia ini, bayi mulai bergerak aktif dan gemar mengeksplor benda-benda yang ada di sekitarnya, seperti meraih sesuatu, atau bentuk eksplorasi lainnya.

Gerakan-gerakan bayi seperti ini dikuatirkan bisa membuat bouncer bergeser lalu terguling ke samping atau ke depan, sehingga bayi bisa terjatuh. Cedera yang dialami bayi pun bisa bermacam-macam, mulai dari luka memar, tergores, sampai cedera berat seperti gangguan di kepala atau bahkan patah tulang.

3. Kepala bayi peyang

Bayi memiliki tulang-tulang yang masih lunak dan belum terbentuk sempurna, terutama tulang di area kepala. Bersandar pada posisi yang sama dengan intensitas yang berulang-ulang dalam jangka waktu lama berisiko membuat kepala bayi peyang.

Tips memilih baby bouncer

Setelah mengetahui manfaat dan risiko penggunaan bouncer, sekarang Mom pasti sedang menimbang-nimbang apakah perlu membeli alat ini atau tidak. Namun apabila berencana membelinya, beberapa tips berikut mungkin bisa membantu Mom.

  • Pilihlah bouncer yang memiliki penyangga kokoh Bouncer bayi yang berpenyangga kokoh akan membuatnya tidak mudah goyang sehingga risiko bayi terjatuh akan dapat diminimalisasi. Untuk mengeceknya, cobalah untuk meletakkannya di lantai. Apabila bouncer tidak bergeser saat diayun, artinya alat ini aman dipakai.

  • Bouncer elektrik vs manual Ada dua tipe bouncer baby, yaitu bouncer elektrik dan manual. Dari sisi kepraktisan, bouncer tipe elektrik barangkali lebih mudah dipakai karena alat ini bisa mengayun secara otomatis memakai baterai atau dengan listrik.

  • Bouncer manual harus digoyangkan secara manual agar berayun. Akan tetapi, model bouncer ini lebih ringan sehingga lebih mudah dipindah-pindahkan posisinya. Dari segi harga juga bouncer manual lebih murah dibandingkan elektrik.

  • Periksa sandaran Pastikan bouncer punya sandaran yang tidak terlalu kaku. Ini berguna untuk menghindari adanya gangguan pada tulang belakang bayi. Terutama apabila Mom ingin menggunakan alat ini untuk bayi yang baru lahir, sebaiknya pilihlah bouncer yang sandarannya bisa diatur hingga posisinya datar seperti rebahan.

  • Sabuk pengaman yang kuat Fitur ini merupakan hal penting yang juga harus diperhatikan. Pastikan bouncer memiliki sabuk pengaman yang kokoh sehingga mampu mengunci area pinggang dan selangkangan bayi.

  • Pilihlah dudukan yang empuk dan cek fitur tambahannya Perhatikan kualitas bahan bouncer. Bouncer yang bahannya kurang berkualitas, misalnya kasar atau lainnya, bisa membuat kulit bayi mudah terkena iritasi. Pilihlah bouncer baby yang punya tempat duduk empuk, tidak panas dan mudah menyerap keringat.

Cek juga apakah bouncer punya fitur-fitur ekstra, misalnya mainan-mainan yang digantung, efek musik, atau boneka.

Tips aman menggunakan bouncer bayi

Apabila Mom berencana memakai bouncer, beberapa petunjuk penggunaan di bawah ini mungkin bisa membantu.

  • Letakkan bouncer di tempat yang permukaannya datar. Jangan meletakkannya di sofa, tempat tidur atau meja karena bouncer akan jadi mudah bergeser.

  • Pastikan sabuk pengaman mengunci dengan sempurna Pastikan tali tidak kendor, tetapi jangan sampai juga terlalu ketat mengikat bayi.

  • Atur posisi kepala dan leher bayi Pastikan leher dan kepala bayi tidak berada pada posisi yang sama dalam waktu yang lama.

  • Ada pengawasan dari orang dewasa Pastikan ada orang dewasa yang tetap mengawasi bayi. Gerakan bayi berpotensi membuat bouncer bergeser atau goyang.

  • Jangan memakai terlalu lama Gunakan bouncer selama 20-30 menit saja. Selebihnya, ajaklah bayi bermain di luar bouncer.

  • Jika bayi tertidur, segera pindahkan Jangan biarkan bayi tertidur di bouncer. Apabila ia mulai tertidur, segeralah untuk memindahkannya ke tempat tidur.

Nah, sekarang Mom sudah mengetahui manfaat, bahaya, tips memilih dan menggunakan baby bouncer. Meski menggunakan bouncer, jangan lupa untuk tetap mengawasi si kecil, ya Mom. Bagaimanapun, semua risiko yang harus membahayakan keselamatan bayi harus dihindari. Semoga bermanfaat.