Tempat tinggal merupakan sebuah kebutuhan primer, termasuk bagi mereka yang baru saja menjalankan rumah tangga. Bahkan sebelum menikah, beberapa pasangan mungkin sudah bertanya-tanya, sebaiknya beli apartemen atau rumah tapak sebagai tempat tinggal bersama?

Pertimbangan antara beli apartemen atau rumah tapak untuk pasangan baru

Memilih hunian, tempat di mana pasangan pasangan pengantin ingin mewujudkan mimpi tentu bukan perkara mudah. Terlebih, urusan tempat tinggal ini juga berkaitan erat dengan kondisi finansial masing-masing pasangan sehingga perlu didiskusikan secara matang sebelum memutuskan.

Bagi Mom yang berada di kota besar, ada pula 2 jenis tempat tinggal yang bisa menjadi pilihan, yakni rumah atau apartemen. Sebelum memilih, berikut merupakan beberapa pertimbangan yang perlu Mom perhatikan:

1. Apartemen atau rumah tapak: Lokasi

Salah satu pertimbangan penting dalam memilih jenis tempat tinggal adalah lokasi. Pilih lokasi tempat tinggal yang strategis, dekat dengan tempat kerja masing-masing kalian agar pengeluaran transportasi sehari-sehari bisa lebih hemat.

Bagi Mom yang bekerja di tengah kota, terutama yang harus melewati daerah macet lebih dulu, membeli apartemen bisa menjadi pilihan. Pasalnya, lokasi apartemen biasanya terletak di wilayah perkantoran. Sehingga Mom akan menghemat biaya sekaligus waktu karena tempat tinggal dan kantor cenderung berdekatan.

Meski demikian, tidak dapat dipungkiri juga bahwa harga apartemen yang berada di lokasi strategis seperti perkantoran memiliki rata-rata harga yang sangat mahal. Mom dan pasangan harus mengeluarkan biaya ekstra untuk membeli apartemen ini.

Jika ada perumahan memadai tidak jauh dari tempat kerja, jenis hunian ini juga bisa menjadi opsi. Biasanya, harga tempat tinggal di perumahan kecil pinggiran kota cenderung terjangkau. Meski memang, Mom mungkin saja membutuhkan ongkos transportasi dan waktu yang lebih panjang di perjalanan apabila lokasi rumah cukup jauh dari wilayah perkantoran.

2. Apartemen atau rumah tapak: Fasilitas

Apartemen biasanya memiliki fasilitas tambahan yang cukup lengkap seperti pusat olahraga, kolam renang, hingga taman bermain untuk anak-anak. Ini sangat cocok bagi Mom yang menginginkan akses ke beragam fasilitas tersebut dalam satu tempat sekaligus.

Meski begitu, dengan adanya fasilitas tersebut, maka biaya yang kalian keluarkan juga akan semakin tinggi. Biasanya pemilik apartemen akan dikenakan biaya perawatan wajib secara berkala.

Sementara untuk hunian jenis rumah, Mom dan pasangan mungkin saja tidak dapat mengakses fasilitas serba ada selayaknya apartemen. Namun, kalian bisa menghemat biaya dan mengatur anggaran untuk berbagai kebutuhan sesuai keinginan secara fleksibel.

3. Apartemen atau rumah tapak: Tingkat Kenyamanan

Baik rumah maupun apartemen memiliki tingkat kenyamanan masing-masing, disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing penghuninya.

Dari segi luas, mungkin saja Mom bisa membeli rumah yang lebih besar dibandingkan dengan apartemen meski harga keduanya terbilang sama. Tak hanya itu, Mom dan pasangan juga bisa lebih leluasa untuk merenovasi atau mendekor rumah dibandingkan dengan apartemen.

Di sisi lain, tinggal di apartemen juga terbilang nyaman dari segi keamanan dan privasi. Pasalnya, orang-orang yang tinggal di apartemen cenderung bersifat individual. Sehingga jenis hunian ini terbilang cocok bagi Mom dan pasangan yang membutuhkan ruang pribadi dan privasi di sekitar wilayah tempat tinggal.

4. Apartemen atau rumah tapak: Nilai investasi

Baik rumah maupun apartemen memiliki nilai investasi yang baik. Namun, hal ini juga disesuaikan lagi dengan lokasi tempat tinggal. Tingkat investasi untuk apartemen terbilang tinggi jika lokasinya di kota besar atau wilayah perkantoran.

Sedangkan jika di pinggiran atau kota yang tidak terlalu besar, rumah masih menjadi sarana investasi yang menjanjikan mengingat kebutuhan tinggal di apartemen masih terbilang kecil pada wilayah ini.

5. Apartemen atau rumah tapak: Legalitas Kepemilikan

Seorang pemilik rumah akan merasa lebih nyaman karena ia bisa memiliki dua legalitas atau hak kepemilikan sekaligus, yakni rumah dan tanah. Tak hanya itu, pembeli rumah juga akan menerima legalitas berbentuk Surat Hak Milik (SHM), sertifikat terkuat di mata hukum.

Sehingga hal ini menjadikan hunian rumah bisa dijadikan sarana investasi dan perencanaan finansial jangka panjang.

Untuk apartemen sendiri, legalitas yang didapatkan berupa Hak Guna Bangunan (HGB). Sertifikat kepemilikan ini memiliki jangka atau waktu jatuh tempo. Biasanya, HGB ini berlaku selama 20 tahun.

Nah, itulah beberapa kekurangan dan kelebihan yang bisa menjadi pertimbangan Mom sebelum memilih apakah akan beli rumah atau apartemen sebagai tempat tinggal.

Menentukan tempat tinggal sendiri sebaiknya dilakukan jauh-jauh hari sebelum pernikahan resmi terjalin. Memilih tempat tinggal memerlukan diskusi dan pertimbangan yang matang dari segi biaya dan kenyamanan karena hal ini bersifat jangka panjang.

Lebih lanjut, pastikan juga perencanaan keuangan Mom dan pasangan stabil sebelum membeli tempat tinggal. Jangan sampai investasi untuk membeli tempat tinggal malah mengganggu dan membebani alokasi dana untuk kebutuhan sehari-hari kalian nantinya.

Jika keadaan finansial kalian belum mendukung untuk beli rumah atau pun apartemen, tidak ada salahnya untuk memulai dengan cara sewa atau kontrak terlebih dahulu.

Konten ini merupakan kerjasama Ruangmom dengan Prospeku. Prospeku adalah aplikasi real estate agent untuk mengelola customer lebih baik dan memasarkan properti lebih mudah. Dengan Prospekukelola prospek penjualan properti dari awal hingga akhir. Hubungi kami untuk info lebih lanjut WhatsApp Prospeku!

Baca juga: 6 Cara Mengumpulkan Uang Untuk Membangun Rumah